29 Mei 2010

Buah Hati

Buah hati merupakan anugerah yang sangat ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh seorang ayah dan ibu. Perhatian seorang ayah dan ibu terpusat pada kehadiran seorang buah hati yang didambakan. Fase demi fase dilewati dengan suka dan duka mulai dari kandungan 1 minggu s/d 27 minggu ( 9 bulan ) adalah masa-masa perjuangan yang cukup berat bagi seorang ibu, namun semua derita ditepiskan, berganti suka saat menyaksikan si buah hati lahir dengan selamat dan membawa kebahagiaan untuk seluruh keluarga.


Seorang anak ada yang terlahir dari keluarga yang utuh, yang didampingi seorang ayah dan ibu, namun ada juga yang terlahir dari keluarga yang tidak utuh lagi, namun kehadiran seorang anak tetap membawa kebahagiaan tersendiri untuk keluarganya.

Seiring dengan pertumbuhan usia sampailah si buah hati pada fase usia pendidikan. Usia 4,5 tahun, mereka sudah kita perkenalkan dengan dunia luar, belajar beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik. Pade fase ini orang tua harus betul-betul bertindak bijak dalam memilih dan menimbang tempat pendidikan anak-anak kita. Yang utama harus kita perhatikan adalah dari sudut aqidah.

Betapa banyak orang tua yang dengan sengaja atau tidak sengaja menempatkan anak-anaknya di sekolah-sekolah yang berlainan aqidah, hanya karena alasan mutu pendidikan umum yang baik namun menafikan pendidikan agama yang justru sangat penting.

Kalaulah ini yang terjadi, kita telah membuat kekeliruan awal. Karena masa-masa usia inilah seorang anak akan sangat mudah menyerap apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan.

Dalam hal ini penulis mempunyai pengalaman pribadi, penulis diminta oleh seorang ibu yang berusia ±50 tahun untuk mengajarnya mengaji. Pada malam pertama pengajian dimulai, dia bercerita bahwa, orang tuanya menyekolahkannya dari TK, SD, SMP di sekolah yang berlainan aqidah dengan alasan mutunya lebih baik, dan jarak yang dekat antara rumah dan sekolah tersebut. Karena tidak pernah bersentuhan dengan pendidikan agama Islam, meski dia tetap menjadi seorang muslim yang tidak pernah meninggalkan shalat, hingga saat penulis bertemu dengannya, dia sulit sekali membaca huruf-huruf al Qur'an dan menghafal bacaan-bacaan shalat.

Alhamdulilah setelah mengikuti pendidikan di yayasan kami si ibu tadi dapat mengenal huruf dan membaca Al-Qur’an dengan cukup baik (tamat iqro 6) dalam 6 bulan. Namun tetap ada kendala dalam menghafalkan bacaan shalat dan surat-surat pendek.

Itu hanyalah sebagian kecil contoh kelalaian orang tua. Sebaiknya orang tua harus lebih teliti dalam memilih tempat pendidikan untuk buah hati kita. Karena pada dasarnya setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, maka kita harus berusaha memikirkan yang terbaik untuk hari ini, hari depan, dan hari akhirnya. Insya Allah.

Perjuangan dan pengorbanan orang tua semakin tinggi saat buah hati memasuki fase remaja, ini adalah masa-masa transisi dari anak-anak memasuki usia remaja, dan fase ini sungguh rawan dan rentan terhadap pengaruh orang-orang di sekitarnya. Lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah, akan sangat mempengaruhi watak dan karakter si anak. Tak jarang orang tua terheran-heran melihat perubahan perilaku anak pada masa-masa ini. Dan dimasa-masa ini orang tua benar-benar harus melakukan pengawasan super ekstra pada anak-anak kita, harus kita tahu dengan siapa mereka bergaul dan kegiatan apa yang bermanfaat untuk mereka. Walaupun kita tidak boleh terlalu negative thingking pada anak, tetapi terlalu ber-positif thingking juga bukanlah hal yang tepat.



sumber http://qalbu.net/

Label: