01 Desember 2015

Harta Dibawa Mati
Ternyata harta bisa dibawa mati..
Setetes Hikmah, Menata Hati.
"SAYA TAK MAU BERPISAH DENGAN HARTA
SAYA...".
(HARTA DIBAWA MATI)
Haji Usman, sebutlah begitu nama beliau.
Mungkin orangtuanya dulu berdo'a agar sang putra
mewarisi kemuliaan Sayyidina Utsman ibn Affan
Radhiyallahu ‘Anhu.
Pemilik salah satu usaha batik terkemuka di
Yogyakarta ini memang dikenal atas
kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak
berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina
di matanya.
Ringan baginya membuka kotak persediaan,
gampang baginya menyeluk kantong simpanan dan
seakan tanpa beban dia mengulur bantuan.
Inilah mungkin sosok nyata orang yg dunia di
tangannya dan akhirat di hatinya.
Maka beberapa orang pengusaha muda yg
bersemangat mendatangi beliau.
“Ajarkan pada kami, Ji,” kata mereka, “bagaimana
caranya agar kami seperti haji Usman. Bisa tidak
cinta pada harta dan tidak sayang pada
kekayaan... Hingga seperti haji Usman,
bershadaqah terasa ringan”.
“Wah", sahut Haji Usman tertawa, “salah alamat!”
“Lho?”...
“Lha iya. Kalian datang pada orang yg salah. Lha
saya ini SANGAT MENCINTAI HARTA SAYA je. Saya
ini sangat mencintai kekayaan saya je".
“Lho?”..
“Kok lho. Lha sebab saking cinta dan sayangnya
saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK
RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI.
Saya itu TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan
saya.
Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu...
TITIP pada Masjid,
TITIP pada anak yatim,
TITIP pada fakir miskin,
TITIP pada madrasah,
TITIP pada pesantren,
TITIP pada pejuang fii sabilillah.
Alhamdulillah ada yg berkenan dititipi, saya senang
sekali. Alhamdulillah ada yg sudi diamanati, saya
bahagia sekali.
Pokoknya DI AKHIRAT NANTI MAU SAYA AMBIL
LAGI.
Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati
berlipat-lipat di akhirat".
“Lah...!” Siapa bilang harta tdk dibawa mati....?
Harta itu dibawa mati....!!! Caranya ? ... Minta
tolong dibawakan oleh anak Yatim, Fakir
miskin..dll....
Masya Allah... Dikutip dr buku..