20 Desember 2012

Hukum Sebab Akibat

Kita seringkali menyalahkan orang lain bila terjadi masalah pada diri kita, padahal selama kita masih hidup di dunia ini masih  berlaku hukum sebab akibat, sunatullah. Artinya apa yang kita lakukan sekarang akan menuai atau memetik hasilnya dikemudian hari.

Kita baru sadar ternyata apa yang kita lakukan telah merugikan orang lain, memakan hak yang bukan kepunyaan kita, alhasil penderitaan dan bermacam masalah akan terjadi pada diri kita. Ada banyak cerita ketika orang sudah tidak memperhatikan ketentuan hukum sebab akibat ini.

Contohnya di kampung orang tua saya, kampung curug nagreg desa curug sangereng kecamatan kelapa dua, kabupaten tangerang yang empat bulan lalu hijrah meninggalkan kampung tersebut karena kami dibuat ga nyaman, apapun bentuknya kami terpaksa menjual tanah dengan harga yang sangat murah..broker-broker pribumi yang sudah gelap mata dengan uang sehingga menggunakan berbagai macam cara supaya kami melepaskan tanah yang kami tempati.Sudah menjadi rahasia umum baik birokrasi negeri maupun swasta yang namanya manipulasi itu sudah sering terjadi, ga negeri atau swasta penyelewangan itu pasti ada, saya pun yakin dengan tukar guling tanah orang tua saya ada permainan harga sampai ke level puncak karena ketika menandatangani surat, kami hanya tanda tangan diatas kertas yang kosong, artinya harga tanah /m2 belum ditulis tetapi kami disuruh menandatangani diatas materai yang belum jelas berapa harga tanah /m2 nya. ini menandakan ada permainan harga sampai ke level puncak. Ini yang disebut sebagai MAFIA PERTANAHAN yang kerjanya sangat rapih sekali. setelah menerima uang kami diphoto dengan saksi broker pribumi dan sekretaris developer memegang whiteboard yang sudah ditulis nominal pembebasan lahan sekian rupiah yang kami sendiri tidak bisa melihat berapa besar nominalnya. karena dibuat ga bisa melihatnya. Saya sangat tidak setuju dengan istilah GANTI RUGI, seharusnya menjadi GANTI UNTUNG, artinya lahan kami diganti yang kemudian menjadi untung bukannya merugi. Saya sangat yakin seyakin-yakinnya sampai tulisan ini dimuat oknum yang tidak mau saya sebutkan namanya itu tidak akan bisa melupakan saya, sampai kapanpun. Mudah-mudahan oknum itu bertobat karena tanah itu hak milik Alloh SWT bukan hak milik developer atau Badan Pertanahan Nasional.
Sehebat-hebatnya mereka memanipulasi akan ketahuan juga, meskipun tidak sekarang, mereka akan menuai hasilnya dikemudian hari, seperti yang saya ungkapkan diatas, akan terjadi hukum sebab akibat.

Tulisan ini dibuat bukan atas dasar kebencian saya kepada developer, kepada oknum yang saya sendiri ga mau menyebutkan namanya, kepada broker pribumi yang memang matanya sudah digelapkan dengan uang. Tetapi saya kasihan sama mereka/oknum tersebut. Mereka menipu dirinya sendiri, bukan menipu orang lain melainkan menipu dirinya sendiri. memakan hak yang bukan miliknya. Sungguh kasihan, buminya Alloh SWT dijadikan permainan. kalau dibilang rugi sudah pasti kami merugi.

Banyak kisah yang saya sendiripun tidak akan pernah habis menulisnya, orang yang memakan hak yang bukan kepunyaannya sudah dibalas sama Alloh SWT, ada yang sudah langsung dibalas didunia karena untuk mengurangi dosanya di akhirat. Ada yang langsung ditunjukkan didepan mata saya langsung.  Mudah-mudahan keluarga kami dihindarkan dari harta yang tidak berkah, dan dijauhkan dari mengambil sesuatu yang bukan hak kami. Aamiiin