29 Juni 2011


Pacaran atau Ta'aruf

Ada seseorang yang mengeluh karena belum punya pacar, setelah punya pacar masih saja merasa khawatir apakah pacar itu jodoh kita atau bukan. Sebenarnya kita tidak perlu merasa khawatir karena setiap manusia yang dilahirkan bersama jodohnya. Tinggal bagaimana usaha kita untuk menjemput jodoh tersebut. Kondisi sekarang identik dengan pacaran sebagai sarana untuk menjemput jodoh. Ada pertanyaan, sebenarnya pacaran itu boleh atau tidak dalam Islam karena pacaran cenderung mendekati zina?. Persoalannya bukan boleh tidaknya pacaran, karena istilah pacaran itu sendiri adalah kata bahasa yang baru di zaman sekarang, kalau di Islam ada istilah ta'aruf, "saling mengenal" dan perkenalan itupun harus ada yang mendampingi, yang boleh dilihat muka dan telapak tangan.

Salah satu teman saya yang agak "preman" mengistilahkan pacaran sebagai bentuk usaha menjemput jodoh, ia bilangnya pacaran sebagai sarananya, soal pacaran mendekati zina atau tidak itu urusan lain. Lain halnya komentar dari teman saya yang ikhwan (sedikit berjanggut) mengatakan sarana untuk menjemput jodoh adalah ta'aruf dengan akhwat dengan perantara ikhwan atau akhwat yang lain. Dari dua komentar teman saya tadi jelas bahwa istilah pacaran atau ta'aruf adalah hanya bahasa, yang sangat perlu diperhatikan adalah efeknya apakah  itu mendekati zina atau tidak. Zaman Rasul SAW memang tidak ada istilah pacaran yang ada hanyalah proses ta'aruf, jadi soal pacaran itu bukan boleh atau tidak boleh melainkan dampak dari keduanya. Bisa saja sang Ikhwan saat ta'aruf mendekati zina karena setan itu menggodanya.

Label: