11 Juni 2011


Silaturahim ke rumah uwa haji

Hari ini, saya, istri dan Rasyid pergi silaturahim ke rumah wa haji, guru mengaji dan membaca Al-Qur'an waktu saya kecil. Nama beliau H. Marsa'ad, sebelum berangkat kami ke kantor istri di Mampang Prapatan, tepatnya gedung cyber di jalan Kuningan. Kata istri ada yang mau diambil, mukena mushola kantor ketinggalan jumat kemarin belum diambil karena kebagian giliran laundry.

Sekitar jam 08:30 WIB kami tiba di kantor istri, kebetulan sabtu pagi jalanan lancar, padahal dari rumah jam 08:00 WIB. Rasyid baru pertama kali diajak umminya ke kantor, Rasyid senang sepertinya ga mau pulang, dengan sedikit bujukan akhirnya mau juga ikut pulang. Hari ini perjalanan saya layaknya Bis kota yaitu lintas kota dan propinsi. Jakarta - Serpong - Tangerang. Karena sudah terbiasa kalau hari sabtu minggu kami pakai untuk acara silaturahim atau keluarga.

Setibanya di Gading Serpong, tepatnya jam 11:30 WIB kami langsung ke rumah wa haji, guru mengaji Al-Qur'an di kampung Kongsi Baru, karena beliau matanya sudah tidak "awas" ketika ketemu saya langsung menanyakan. " Ieu saha nya?", tanya beliau. "Ini Udin wa haji", jawab saya. Langsung saya cium tangan beliau. baru sepatah dua patah kata saya bertanya beliau langsung terharu. "Masya Alloh Din, anjen masih inget bae ka uwa haji, hatur nuhun". sambil menangis dengan terharu, karena hampir tiga tahun saya belum sempat silaturahim ke rumah beliau.

Silaturahim ke rumah uwa haji, seakan saya bernostalgia di waktu kecil, saat saya belajar iqro' Al-Quran usia lima tahun diantar emak melewati sawah dan kali yang ada disekitar mushola beliau. saya masih ingat pohon-pohon yang masih ada sebagian, musholanya masih seperti yang dulu dengan sumur timbanya. waktu itu usia saya lima tahun belajar iqro' Al-Qur'an dan alhamdulillah usia delapan tahun saya sudah khatam Al-Qur'an. Beliau memang khusus guru Al-Qur'an di kampung Kongsi Baru Desa Curug Sangereng. Semua orang kampung disana anak-anaknya belajar ke beliau, tetapi murid-muridnya yang lain ketika sudah besar sudah lupa sama beliau, sudah tidak mau lagi silaturahim, mungkin itu kenapa alasannya ketika ketemu saya beliau langsung terharu dan menangis, saya jadi terbawa terharu juga.

Khusus saya silaturahim ke rumah uwa haji karena beliau habis di rawat di Rumah Sakit, menanyakan kondisi kesehatan beliau, dadanya yang masih terasa sesak tetapi ketika sembuh ga pernah mau diam orangnya, ada saja pekerjaan yang dilakukannya.  O iya soal urusan mendidik murid-muridnya mengaji Al-Qur'an sekarang sudah ada yang menggantikannya yaitu menantunya.

Semoga kegiatan belajar mengaji iqro' Al-Qur'an terus berjalan, meskipun kondisi kampung itu sungguh mengkhawatirkan karena lahan di kiri kanan musholanya sudah  tanah lapang semua. Semoga pihak developer terutama Paramount Serpong memperhatikan kondisi warga disana. Karena bagaimanapun jasa uwa haji luar biasa dalam membina murid-muridnya mengaji termasuk saya seperti sekarang. Membangun perumahan tetapi dengan cinta, memelihara dan menjaga lingkungan, tidak merusak, tidak menakut-nakuti warga dan meskipun kami terusir dari kampung itu tetapi terusir dengan terhormat, sedikitpun hak kami tidak ada yang di dzalimi dan kami percaya pihak Paramount Serpong bisa bijak menanggapinya. "Kami memang orang kecil dan lemah, tidak bisa melawan orang yang punya modal yang sangat besar, semoga paramount serpong bisa mempertimbangkan, karena semua ada norma dan undang-undangnya secara hukum". Begitulah tukas wa haji kepada saya.

wassalam,
Bang Udin

Label: