06 Juni 2011


Ketidak percayaan dalam Keluarga

Hari ini, teman saya curhat mengenai keluarganya. Sekitar setahun yang lalu mereka bercerai karena pihak istri menggugat ke pengadilan minta di cerai, padahal sang suami memaafkan atas perbuatan istri yang tidak benar terhadapnya. Singkatnya, diawali dari ketidak percayaan salah satu pasangan yang kemudian berujung kepada saling balas dendam, si suami pernah di ajak oleh teman-temannya untuk mampir ke warung remang-remang, tapi dia tidak pernah mau untuk melakukan hal yang tidak benar, dia masih punya prinsip keyakinan agama yang dianutnya. Karena ia terbawa oleh pergaulan teman-temannya, sehingga setiap kali diajak teman-temannya selalu menolaknya, merasa tidak enak sama teman-temannya karena dianggap banci, penakut dan lain-lain maka ia akhirnya mau ikut tetapi tidak mau melakukan perselingkuhan.

Sang suami selalu bercerita kalau setiap mau pergi, waktu itu libur shift dan si istri lembur. Istrinya percaya kalau suaminya tidak macam-macam di luar. Celakanya, sang suami menyimpan no. telp gadis temannya. akhirnya ketika pulang, ia dalam kondisi tidur dan kecapean si gadis temannya itu mis call dan yang menjawab adalah istrinya. Akhirnya, sang istri marah karena telah mengkhianati kepercayaannya, padahal si suami hanya iseng-iseng. tetapi tetap saja itu sudah mendekati zina dan si istri tidak percaya lagi, akhirnya istrinya balas dendam. "Kamu bisa kenapa saya tidak bisa." begitulah kata yang diucapkan istrinya, dikiranya bercanda tetapi lama-kelamaan si suami mulai curiga dengan perbuatan istrinya, sehingga sampai ditelusurinya dan melihat dengan mata kepalanya sendiri, istrinya berselingkuh dengan orang lain. Astagfirullah, begitulah ucap sang suami, saya memaafkan kamu, asal kamu mau bertobat dan berubah, karena istrinya malu maka ia menggugat cerai ke pengadilan agama, padahal saat sidang si suami tidak datang tetapi putusan pengadilan menjatuhkan talaq 3 kepadanya.

Awalnya keluarga teman saya dibangun diatas kepercayaan, tetapi diakhiri dengan ketidak percayaan. Sungguh kasihan teman saya tadi, semoga kita tetap bisa saling menjaga kepercayaan, amanah dalam berumah tangga, pasangan yang bisa saling menguatkan di saat susah dan senang.

Label: