
Keluarga Sakinah
Ada seorang ibu berbincang-bincang dengan saya, kenapa dikeluarganya tak ada ketentraman sedikitpun dalam berumah tangga, suaminya yang dulu romantis, penuh perhatian dan selalu memujinya entah kenapa sekarang malah acuh tak acuh bahkan ”cuek” dan asyik dengan kesibukannya. Saya menimpali pertanyaan sang ibu itu, ”kenapa atuh tanya kesaya ibu...saya juga baru membina rumah tangga yang baru setahun dijalani, malahan harusnya saya harus banyak bertanya sama ibu yang sudah berpengalaman dalam berkeluarga..?”
Dengan senyum ibu itu menjawab, ”barangkali, bang Udin lebih ngerti dan paham betul tentang konsep keluarga sakinah, karena saya pernah baca tulisan bang Udin di blog klinik hatinya.”
”Kalau konsep keluarga sakinah, menurut saya ibu bukan seberapa banyak ilmu yang kita tahu mengenainya tetapi seberapa banyak yang telah kita praktekan ilmu itu dalam membangun dan menjalankan rumah tangga, justru dengan menikahlah saya ingin mencoba ilmu yang telah saya dapat.....”
Senjatanya ada di do’a ibu, perbanyak do’a dari redaksi Al-Quran, kemudian hayati dan praktekkan dalam menjalani bahtera rumah tangga, bukankah Allah SWT menyuruh kita agar memohon kepada-Nya, yang dengan do’a itu membuktikan bahwa diri kita perlu dan butuh Alloh SWT melebihi segalanya, cobalah berdoa : ” robbana hab lana min ajwajinaa wadjurriyyatinaa qurrota a’yuniww waja’alnaa lil muttaqiina imaa maa.....” yang artinya : ”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dari keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ibu, pasangan hidup kita itu adalah cerminan diri kita. Bisa jadi diri kita yang memang tidak pernah mau peduli terhadap keluarga kita, buktinya disuruh berdo’a saja sama Allah SWT tidak pernah mau mengerjakannya, apalagi mempraktekkan bagaimana membangun keluarga yang sakinah, mungkin menurut saya adalah coba kita tengok diri kita terlebih dahulu karena biasanya pasangan hidup kita itu adalah cerminan diri kita sendiri...
Ibarat membuat makanan, pasti ada resep dan buku petunjuknya. Kita kembalikan semuanya kepada Alloh SWT dan kitab-Nya yaitu Al-Quran sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa, kalau memang diri kita mau bertakwa maka pake itu Al-Quran. Semua di Al-Quran itu benar, masalahnya kita yakin tidak dengan kebenaran-Nya. Jangankan saya ibu, seorang ulama sekalipun pasti yang diperbaharui itu adalah keyakinannya, karena ada juga ulama yang kurang yakin dengan Al-Quran.
Saya belum bisa menyarankan apa-apa terhadap ibu, karena saya juga masih belajar dan praktek dikeluarga saya.
Semoga bermanfaaat...!
0 Komentar:
Posting Komentar
<< Home