07 Juni 2012

Mujahidah: Fatimah binti Khathab, Adinda Al-Faruq (3-habis)
REPUBLIKA.CO.ID, Untuk memenuhi rasa penasarannya, Umar mengikuti apa yang disyaratkan Fatimah. Selesai Umar mandi, Fatimah memberikan lembaran ayat-ayat Quran itu kepada kakaknya.

Di lembaran itu tertulis Surah Thaha ayat 1-8. “Thaha… Kami tidak menurunkan Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut kepada Allah. Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas Arsy…”

Di luar dugaan, ayat Alquran Surah Thaha itu telah meluluhkan hati Umar. “Betapa indahnya dan mulianya kalam ini,” ujarnya takjub.

Riwayat lain menjelaskan, karena Fatimah enggan menyerahkan lembaran Quran tersebut, Umar memerintahkan untuk membacakannya. Fatimah membacakan Surah Thaha ayat kesatu sampai kelima. Tidak terasa air mata Umar menangis begitu mendengar lantunan ayat-ayat tersebut.

Perubahan drastis sikap Umar membuat Khabab yang tadinya ciut, berani keluar dari persembunyian. Khabab berkata, “Ya Umar, sesungguhnya aku berharap engkau menjadi orang yang diistimewakan Allah karena doa Rasullah. Aku mendengar beliau berdoa, ‘Ya Allah perkuatlah Islam dengan Abil Hakam bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar bin Khathab.’ Bertaqwalah kamu kepada Allah, wahai Umar.”

Umar meminta agar Khabab menunjukan di mana Rasulullah berada, karena dirinya ingin segera masuk Islam. Khabab segera mengantarkan Umar menuju ke kediaman Arqam bin Abil Arqam di dekat bukit Shafa, tempat Rasulullah sedang berada.

Kedatangan Umar yang menyatakan masuk Islam disambut takbir oleh Rasulullah dan para sahabat. Setelah Hamzah dan Umar bin Khathab masuk Islam, dakwah pun dilakukan secara terang-terangan. Mereka yakin, Hamzah dan Umar yang bergelar Al-Faruq akan menjadi pelindung Rasulullah dari serangan para musuh.

Begitulah perjuangan Fatimah binti Khathab bin Nufail Al-Makhzumi Al-Quraisy yang berhasil menyampaikan hidayah Allah kepada kakak kandungnya. Walaupun dia harus berdarah-darah, Fatimah tetap tegar dan istiqamah memeluk Islam.

Selama hidupnya Fatimah rajin beribadah, dan berdakwah memperjuangkan Islam. Dia beruntung mendapat karunia usia yang panjang sehingga masih bisa menyaksikan ketika Umar menjadi khalifah, menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq.


Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Susie Evidia